GRESIK,1minute.id – Grand Final Pemilihan Duta Batik Gresik 2024 menjadi puncak acara Dekranasda Fest 2024 selama 3 hari di kawasan heritage Kolonial, Bandar Grissee pada Sabtu malam, 29 Juni 2025l4.
Gelaran kali pertama yang dilakukan oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah atau Dekranasda, Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perindustrian Perdagangan atau Diskoperindag dan PT Smelting di Jalan Basuki Rahmat Gresik ini sangat meriah.
Ratusan pasang mata seakan tidak betkedip karena khawatir kehilangan momentum 8 pasangan finalis memakai batik khas Gresik, Nogo Giri. Batik Nogo Giri ini, satu dari sepuluh batik khas Gresik yang telah didaftarkan hak paten. Batik ini menambah khazanah koleksi batik motif naga yang ada di Indonesia. Saat ini, baru ada empat batik motif Naga di Indonesia, diantaranya motif Nogo Giri asal Kabupaten Gresik.
Setelah melalui proses seleksi sejak Mei 2024 lalu, akhirnya dewan juri berjumlah tiga orang memilih Faisal Herlambang dan Nurul Mafaza sebagai Duta Batik Gresik 2024 yang berhak mewakili Kabupaten Gresik di tingkat Jawa Timur. Selain batik Nogo Giri, para finalis juga memakai busana batik khas Gresik lainnya. Motif batik Rusa Bawean, Damarkurung, Ikan Bandeng dan Pudak.
Batik khas itu diperagakan oleh peragawan dan peragawati cilik yang tergabung dalam Cak dan Yuk Gresik Cilik. Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Presiden Direktur PT Smelting Mr Hidaya Sato, General Manager Affairs PT Smelting Indra S.W.Junor dan Ketua Dekranasda Gresik Nurul Haromaini Ali juga terlihat memakai busana batik.
Malam Grand Final Duta Batik Gresik 2024 diawali dengan penampilan delapan pasangan finalis. Dewan juri memilih tiga pasangan untuk maju ke final. Setelah menetapkan tiga pasangan finalis mereka menjalani tamya jawab. Ada tiga orang memberikan pertanyaan yang harus dijawab oleh finalis yakni Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Ketua Dekranasda Gresik Nurul Haromaini Ali dan GM Affairs PT Smelting Gresik Indra S.W. Junor.
Fandi Akhmad Yani bertanya tentang proses pembuatan batik tulis. Indra Junor tentang cara melestarikan batik di era global para milenial dan generasi Z lebih suka gadget. Sedangkan, Nurul Haromaini Ali menanyakan tentang perbedaan batik tulis, batik cap dan batik kolaborasi tulis dan cap.
“Kita baru saja menyelesaikan bentuk kerja sama dan kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Greisk bersama PT Smelter dan Dekranasda Gresik dalam rangka pemberdayaan UMKM. Khusunya, pengrajin batik di Kabupaten Gresik,” kata Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani usai acara pada Sabtu malam, 29 Juni 2024.
Ia melanjutkan, Pemkab Gresik selama setahun ini telah mela pendampingan kepada para pengrajin batik, terutama dalam hal desain, motif dan potensi keunggulan yang menjadi identitas kabupaten Gresik.
“Dan Alhamdulillah kita sudah temukan beberapa motif. Tadi ada motif Nogo Giri, Rusa Bawean, Batik Ikan Bandeng, bahkan ada batik Pudak. Seperti yang dipakai para finalis dan tamu undangan yang saat ini hadir. Ini desain yang luar biasa dan tidak tertinggal oleh zaman,” tegas mantan Ketua DPRD Gresik itu.
Menurutnya, semua yang menjadi ciri khas Gresik kini bisa dibuat menjadi terobosan baru dalam berinovasi dalam membuat motif batik yang baru. Ia berharap, pendampingan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Gresik melalui Dekranasda mampu memberikan dampak untuk para pengerajin batik, terutama dalam acara Dekranasda Fest 2024.
“Tentunya kita juga berharap agar motif batik khas Gresik bisa menjadi skala nasional. Jadi kita bangga dengan desain batik yang sudah kita tetapkan,” tuturnya. Gus Yani optimistis batik khas Gresik bakal merambah kancah nasional dan menjadi identitas Indonesia bahkan global menyusul kain tenun khas Gresik “Kita juga berupaya bagaimana caranya Batik Khas Gresik ini bisa mendunia,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Gresik Nurul Haromaini mengatakan pihaknya hakul yakin sepuluh batik khas Gresik tidak akan diklaim oleh Kabupaten/Kota lainnya. Sebab, sepuluh motif batik itu telah didaftarkan hak paten. Saat ini, imbuhnya, batik yang merupakan warisan budaya takbenda hingga menjadi identitas sebuah bangsa yang harus terus dilestarikan. Selain menggemakan, menurut Nurul, perlu ada tindakan nyata agar budaya tersebut bisa terjaga.
“Ini yang menjadi tanggung jawab kita, bagaimana batik yang menjadi warisan leluhur tidak hanya digemakan saja. Tapi harus dipakai, dipromosikan dan kita ingin mendorong cara agar batik itu dikemas agar tidak hanya identik dengan acara formal. Atau bahkan batik disebut pakaian orang tua, nah itu yang kini sedang saya rmengubah mainset itu,” kata Ning Nurul-sapaan akrab- Nurul Haromaini Ali itu.
Untuk itu, lanjut Nurul, pihaknya dan Diskoperindag Gresik yang berkerja sama dengan PT Smelting Gresik menggelar kegiatan Dekranasda Fest 2024 untuk mengajak generasi muda agar terus mempromosikan batik. Semoga dengan terpilihnya Duta Batik Kabupaten Gresik 2024 ini, bisa mengajak para generasi bangsa bangga memakai batik.
“Makanya kita mencari Duta Batik Gresik 2024 untuk mengajak generasi muda penerus bangsa agar bangga memakai batik. Batik bukan hanya untuk orang tua, banyak batik yang sangat keren ketika dipakai anak-anak muda,” ujarnya.
Sementara itu, GM Affairs PT Smelting Gresik Indra S.W Junor mengajak, pihaknya telah melakukan kolaborasi dengan Pemkab Gresik dan Dekranasda Gresik untuk melestarikan batik khas Gresik sejak dua tahun terakhir ini. “Ini tahun kedua kami berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Gresik,” ujarnya.
Indra sangat bangga motif batik khas Gresik seperti Nogo Giri. Pihaknya berkeinginan menjadikan batik tersebut sebagai seragam pegawai di perusahaan. “Bahkan, tadi Mr Sato (Mr Hidaya Sato, Presiden Direktur PT Smelting Gresik, Red) menyatakan sudah tidak sabar ingin mengenakan batik khas Gresik tersebut,” kata Indra Junor yang mendampingi Mr Hidaya Sato. (yad/adv)