GRESIK,1minute.id – Penantian panjang guru honorer menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) di Kabupaten Gresik berakhir happy ending. Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyerahkan 547 Petikan Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Jabatan Fungsional Guru formasi 2022 di halaman parkir Selatan Kantor Bupati Gresik pada Rabu, 30 Agustus 2023. Terlihat wajah para “Oemar Bakri” itu semringah. Bahagia setelah puluhan tahun mereka mengabdi sebagai guru dengan gaji pas-pasan.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani meminta kepada 15 orang guru tampil di depan untuk menceritakan pengalaman mereka selama menjadi “pahlawan tanpa tanda jasa” itu. Mereka adalah guru senior. Mereka mengabdi diatas 20 tahun. Cerita para abdi negara ini membuat para undangan terharu. Sebab, ada yang saat kali pertama menerima honor sebesar Rp 15 ribu per bulan. Namun mereka tetap semangat. Ikhlas mendidik, mencerdaskan anak bangsa.
Bahkan, siswa yang pernah diajarnya ada yang telah menduduki jabatan di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik. Ada juga, bekas murid kini menjadi guru yang ikut bersama menerima Petikan Surat Keputusan Pengangkatan Guru P3K. Budiono, misalnya. Ia mengaku mulai mengajar sejak 1990 alias 33 tahun. Sejumlah mantan siswa sudah menyebar dimana-mana.
Bahkan, ada sudah menjadi pejabat dengan gaji, fasilitas dan tunjangan kinerja bagaikan bumi dan langit. Budiono sendiri masih menerima gaji dibawah Upah Minimum Kabupaten (UMK) Gresik.
“Alhamdulillah, di sini pejabat (Pemkab Gresik) dan ASN banyak menjadi murid saya,” kata Budiono tanpa menyebut salah satu murid yang dianggap sukses tersebut. Yang membuat lelaki yang rambutnya sudah berubah putih keperakan geli dan tersenyum bahagia karena bisa berdiri bersama mantan murid-murid untuk menerima SK Pengangkatan sebagai Guru ASN P3K Gresik. “Saya tidak membayangkan berdiri disini bersama dulu murid-murid menerima SK (Surat Keputusan) ini,” kata Budiono membuat undangan tersenyum.
Undangan yang hadir diantaranya, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik Achmad Washil Miftachul Rachman serta para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Lingkungan Pemkab Gresik Ini.
Cerita Badrut Tamam, lain lag. Guru Sekolah Dasar di Sangkapura, Pulau Bawean ini mengajar di Madrasah Ibtidaiyah (Mi) sejak 1995. Pada 2002, ia pindah mengajar di Sekolah Dasar Negeri 328 Gresik sampai sekarang. “Saya dapat honor Rp 320 ribu per bulan,” katanya. Untuk mendapatkan pengakuan sebagai ASN Guru, Badrut Taman, yang tercatat dalam formasi guru K-2 ini pergi ke Jakarta untuk ikut melakukan unjuk rasa.
“Saya sangat gembira dan terima kasih (Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Red). Meskipun hanya tersisa 4 tahun,” cerita Badrut Tamam membuat Bupati Fandi Akhmad Yani tersenyum.
Seorang guru lainnya menceritakan awal mengajar di sekolah dininya di Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Saat itu, ia mengaku sudah 20 tahun mengajar. Kali pertama hanya mendapatkan honor Rp 15 ribu per bulan. Guru perempuan itu, kemudian pindah mengajar di sekolah dasar mata pelajaran pendidikan agama Islam dengan gaji Rp 50 ribu per bulan. “Alhamdulillah sekarang sudah serdik (sertifikasi pendidik). “Semoga sukses bagi keluarga kami dan menjadi rezeki,” katanya
Seorang guru dari Desa Tajungwidoro, Kecamatan Bungah saking senang menerima SK Pengangkatan yang diserahkan secara simbolis oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani sampai keliru menyebut Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dengan panggilan Bu Yani. “Saya ini, pendukung Bu Min (Wabup Gresik Aminatun Habibah) dan Bu Yani,” katanya membuat guru lainnya tersenyum.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani memberikan apresiasi kepada para “Oemar Bakri” itu atas pengabdiannya. Mereka saat mengabdi mendapatkan honor Rp 15 ribu, ada dapat honor Rp 75 ribu per bulan. “Ini bentuk pengabdian menjadi guru. Mudah-mudahan ini menjadi amal jariyah kita semua amin ya robbal alamin,” kata Gus Yani-sapaan akrab-Bupati Fandi Akhmad Yani dalam sambutannya.
Gus Yani-sapaan akrab-Bupati Fandi Akhmad Yani mendorong para guru untuk terus belajar. Apalagi, menggunakan Kurikulum Pendidikan Merdeka Belajar. “Dari para guru sendiri Saya sering menyampaikan kepada teman-teman, rekan-rekan guru jangan pernah pernah berhenti untuk belajar,” harapnya. Mengapa? Sebab, tantangan kedepan semakin besar.
“Hari ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Gen-Z hari ini mereka begitu cepat dan begitu luar biasa. Mereka lebih kreatif dibandingkan masa kecil kita mereka lebih cepat mungkin dalam penggunaan teknologi dibandingkan diri kita dulu,” katanya. (yad)