GRESIK,1minute.id – Pendidikan Vokasi Industri Petrokimia Gresik kembali meluluskan 40 mahasiswa Diploma 1. Sejak 2017, Petrokimia Gresik melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) telah meluluskan 313 orang.
Direktur Keuangan dan Umum Petrokimia Gresik Budi Wahju Soesilo menyampaikan, Program Pendidikan Vokasi Industri Diploma 1 Petrokimia Gresik memasuki tahun ke lima ini merupakan komitmen perusahaan dalam mendukung Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis kompetensi link and match dengan industri.
“Melalui program ini kita memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman industri kepada para tenaga muda potensial, utamanya lulusan SMK/SMA untuk dilatih menjadi SDM yang terampil dan profesional sehingga diharapkan menjadi tenaga yang siap pakai dalam dunia industri,”ujar Soesilo pada Jumat, 26 Agustus 2022.
Program magang Vokasi Industri periode ini, mulai diselenggarakan mulai Agustus 2021 hingga Juli 2022. Petrokimia Gresik telah merekrut lulusan SMK/SMA sebanyak 40 orang untuk menjalani program Diploma 1 dengan kurikulum silabus dan modul menyesuaikan kebutuhan industri di Petrokimia Gresik.
Dari hasil rekrutmen tersebut, kemudian dibagi menjadi dua program studi yaitu 19 mahasiswa Jurusan Teknik Perawatan Mesin yang penyelenggaraan pendidikannya dilaksanakan oleh Politeknik ATI Makasar, serta 21 mahasiswa Jurusan Pemasaran & Logistik di bawah Politeknik APP Jakarta.
Dalam program ini, para mahasiswa dibekali juga teori On the Job Training (OJT) di lingkungan pabrik, pengetahuan terkait Digital Learning Petrokimia Gresik dan beberapa tes uji kemampuan, keterampilan, dan perilaku, sehingga para lulusan akan dinyatakan memenuhi persyaratan kompetensi, apabila tes dinyatakan lulus.
“Para lulusan ini kemudian tidak semerta-merta dapat bekerja dan diangkat menjadi karyawan Petrokimia Gresik, melainkan akan dilakukan tes. Jika mereka dapat memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan perusahaan, maka dapat diangkat menjadi karyawan Petrokimia Gresik,” tandas Soesilo.
Pendidikan Vokasi Industri Petrokimia Gresik ini selaras dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016, tentang Revitalisasi SMK dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM Indonesia untuk Menuju Industri Global 4.0. Dalam menyelenggarakan Program ini, Petrokimia Gresik bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), dalam hal ini Pusdiklat Kementerian Perindustrian RI, Politeknik ATI Makasar serta Politeknik APP Jakarta.
Terakhir, Soesilo menyampaikan bahwa selain Pendidikan Vokasi Industri ini, Petrokimia Gresik juga bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian yang juga menyelenggarakan Program Link & Match bagi siswa SMK dan Program Magang untuk Guru SMK. Selama periode 2018-2019 sudah diikuti oleh 300 siswa dan 450 guru SMK dari seluruh Indonesia.
“Petrokimia Gresik senantiasa berperan aktif memberikan kesempatan kepada lulusan SMA/SMK serta guru sehingga mereka menjadi SDM yang handal dan kompeten,” pungkas Soesilo.
Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunawan menyampaikan bahwa program ini dilaksanakan sebagai wujud nyata kerjasama antara pemerintah, institusi pendidikan dengan dunia industri. Melalui program ini diharapkan akan memperkecil competency gap antara dunia industri dengan dunia pendidikan, dan mendukung ketersediaan tenaga kerja industri di Petrokimia Gresik.
“Perkembangan industri nasional tidak lepas dari investasi, teknologi, dan SDM. Dimana SDM menjadi poin sangat penting karena industri merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja sangat besar, yaitu sekitar 600 ribu per tahun,”ujar Arus Gunawan.
Ia menambahkan, Petrokimia Gresik menjadi satu dari lima industri di Indonesia yang dipilih Kemenperin untuk penyelenggaraan program ini. Diharapkan, peranan Petrokimia Gresik dalam pembentukan SDM kompeten bisa terus ditingkatkan, melalui penyelenggaraan unit pendidikan.
“Kemenperin telah membuka politeknik industri Petrokimia yang berlokasi di Banten, diharapkan Petrokimia Gresik juga membuka unit Pendidikan yang sama,”ujarnya.
Kebermanfaatan program ini dirasakan oleh peserta. Salah satu lulusan terbaik, Lusiana Dwi Safitri mengaku mendapatkan banyak ilmu lapangan sehingga menjadikannya lebih kompeten untuk terjun langsung ke dunia industri. “Semoga program ini bisa ditingkatkan dari sisi kuota, sehingga semakin banyak lagi SDM unggul yang dicetak,”tandasnya. (yad)