GRESIK,1minute.id – Gerhana Bulan Total bakal terjadi Jumat besok, 14 Maret 2025. Akan tetapi, fonomena alam itu tidak bisa diamati secara utuh dari seluruh Indonesia.
Wilayah yang paling beruntung adalah Indonesia bagian timur, meskipun masyarakat hanya dapat melihat fase akhir dari gerhana itu. “Di seluruh Jawa Timur termasuk di Gresik gerhana bulan total tidak bisa diamati,” kata Sekretaris Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama atau LFNU Gresik Angga Purwancara dikonfirmasi 1minute.id pada Kamis malam, 13 Maret 2025.
Pada fase puncak gerhana bulan total, kata Angga, hanya dapat disaksikan secara jelas dari ; Amerika Utara dan Selatan ; Afrika bagian barat ; Eropa bagian barat Asia bagian timur ; Australia bagian timur.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, gerhana bulan total memiliki dampak terhadap kondisi alam, terutama di wilayah pesisir. BMKG memperkirakan, gerhana bulan total ini dapat menyebabkan kenaikkan ketinggian air laut yang berpotensi memicu banjir pesisir atau banjir rob.
Data yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan, di Kabupaten Gresik ada beberapa desa yang masuk kategori rawan banjir rob. Desa tersebut, antara lain, Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas ; Desa Banyuwangi, Kecamatan Manyar ; Desa Pangkah Kulon, Kecamatan Ujungpangkah dan Kelurahan Lumpur, Kecamatan Gresik.
Berdasarkan laman dinsos.jatimprov.go.id, fonomena supermoon pada 18 November 2024 lalu, telah mengakibatkan banjir rob di tiga desa secara bersamaan.
Menurut laporan Tagana Dinas Sosial Kabupaten Gresik, banjir rob ini mengakibatkan genangan air di beberapa lokasi, salah satunya Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas, 10 rumah terdampak dengan genangan setinggi 5–10 cm. Jalan desa sepanjang 250 meter tergenang.
Kemudian di Desa Banyuwangi, Kecamatan Manyar, 50 rumah terdampak dengan genangan setinggi 10–20 cm dan jalan desa sepanjang 600 meter tergenang. Serta Desa Pangkah Kulon, Kecamatan Ujungpangkah yang jalan desanya tergenang sepanjang 400 meter. (yad)