SURABAYA,1minute.id – Imajinasi H. Muhammad Riyanto berbeda dengan pelukis kaligrafi lainnya di Indonesia. Karya pelukis kaligrafi tinggal di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik, Jawa Timur out of the box dan selalu menyertakan lafal-lafal alquran.
Riyanto, sapaan akrabnya pernah membuat kaligrafi berjudul “Hanya DiriMu Semata” yang mendapatkan apresiasi dari seniman muslim Indonesia yakni Al Khattat Pasuruan Ustadz Syamsul Huda, Sidogiri, Pasuruan dan Kiai juga penyair Clurit Emas, D. Zawawi Imron dari Madura. Lukisan berukuran diameter 120 centimeter itu, sangat elok.
Di Art Jakarta di JIEXPO Kemayoran, Jakarta. Ada tiga karya lukisan kaligrafi lelaki berusia 49 tahun ini pajang. Judulnya, “Keinginan ; Hijaiyah dan Fa Asbahtum Bini’matihi Ikhawanaa”.
Di eksebisi pameran kaligrafi kontemporer pada 8-15 September 2024 lalu, Riyanto, salah satu wakil Indonesia yang mengikuti pameran bertajuk “The Prophet Muhammad International Islam Calligraphy Art Exhibition”. Pameran kaligrafi kontemporer terbesar itu diikuti 135 pelukis dari 35 negara ini rangkaian memeriahkan acara Musabaqah Tilawatil Quran Nasional atau MTQN ke-30 di Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia.
Riyanto memamerkan lukisan berjudul “Nuur Muhammad” di atas kanvas ukuran 120×120 cm. Medianya campuran yakni Polypropylene, glass, PVC board, pipa, pines, resin, acrylic on canvas. “Judul karya Nuur Muhammad dalam berkonsep karya nama diberikan oleh KH.Chotib Hambari adalah putra KH.Muhammad Bashori Mansyur pengasuh Ponpes Roudlotit Tholibin keponakan Gus Mus (Mustofa Bisri),” terang pelukis kaligrafi kini pengurus Jamiyyatul Qurra’ wal Huffazh atau JQH Kota Surabaya, Jawa Timur ini.
Sedangkan, karya-karya kaligrafi yang mengkritisi kondisi sosial masyarakat. Di antaranya, berjudul “Dream Noah Ship Future” pernah dipajang di Malaysia. Lukisan itu menggambarkan sebuah kapal pesiar yang mengangkut banyak penumpang. Beragam agama mereka. Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Di atas kapal pesiar itu, semuanya rukun. “Andai dunia bisa damai. Akan sangat menyenangkan,” kata Riyanto suatu hari.
Nah, pada pemeran lukisan Kaligrafi Menggapai Ramadhan di basement Alun-alun Kota Surabaya mulai 15-22 Februari 2025, Riyanto memamerkan lukisan Kaligrafi berbentuk handphone. Lukisan kaligrafi itu berjudul “God is the Only Source of Knowledges” yang artinya Tuhanlah satu-satunya sumber ilmu.
“Niki doa, ayat, hadist dan Alquran. Ada kode 99 G pun mboten 5G male,” kata Riyanto dalam melalui pesan WhatApps pada wartawan 1minute.id pada Kamis, 20 Februari 2025.
Ide unik karya Riyanto ini berupa kaligrafi berbentuk handphone tipe 7 (visualisasi surat Alfatihah) dari karya ini ada pesan religi yang kuat, di antaranya jaringan HP menggunakan 99 G (Asmaul Husna). “Jadi sudah tidak 5G apalagi 4G,” katanya. Jaringan 99 G dengan Asmaul Husna adalah komunikasi jalur langit.
Bluetooth dan Wifi menggunakan Jaringan HAKISFI (Pelaksana Pameran) ada titik lampu LED di tengah atas yang menyala yang bisa di aktifkan dengan sensor di bawahnya sebagai penanda waktu Salat tiba. Ada enam kotak di tengahnya adalah visualisasi rukun iman. Dengan lafadz ayat ayat AlQuran di antaranya, “Faabiayyialaa irobbikuma tukadziban” ; “Fadhulii fii ‘ibaadii wadhulii jannaty” ; “Inna Fatahna Laka Fatham Mubiina” dan ada juga dengan media acrylic mirror dengan lafadz “Lainsyakartu. Laaziidannakum” Dengan media kaca acrylic kita di arahkan untuk bercermin diri sudahkan kita menjalankan apa yang diperintahkan Allah ?
“Saya merasa pesan yang saya sampaikan melalui karya ini sudah tersampaikan dan semoga bermanfaat dengan narasi yang disampaikan,” ujar pelukis kaligrafi yang alumnus Pondok Pesantren ini.
Pameran Kaligrafi Menggapai Ramadhan ini juga diikuti oleh KH.Misbahul Munir, Ketua Majelis Dewan Hakim MKQ Nasional Malang ; KH.Imron Fathoni, Dewan Hakim MKQ Jawa Timur, KH.Robert Nasrullah, Dewan Hakim MKQ Nasional Yogyakarta ; Syam Arif, Surabaya ; Suharno, Tangerang dan Abdul Syukur, Jakarta.
Juga ada Ustad Badruzzaman, Jakarta ; Lukmanul Hakim, Jombang ; Camilhady Lamongan ; Anwar Sanusi, Pasuruan ; Armin Misbah, Sulawesi ; dan Ustad Miftahul Khoir, Bali. “Karyaku ruame mas tadi malam (Rabu) HP unik jarene,” ujar Riyanto menirukan ucapan pengunjung.
Selain pameran kaligrafi yang diikuti lebih dari 100 karya dari peserta seluruh Indonesia. “Hakisfi juga mengadakan lomba melukis, workshop kaligrafi dan OTS yang diadakan di arena pameran,” kata Syam Arif, Ketua Panitia yang sekaligus peserta pameran adalah putra pelukis legenda perjuangan M.Sochieb dari Surabaya yang terkenal itu.
Siapa H. Muhammad Riyanto? Riyanto tergabung dalam pelukis Gasrug Gresik dan lulusan Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin Al-slamiyah asuhan KH. Muhammad Bashori Mansyur, Tambak Osowilangun, Surabaya. Ia belajar kaligrafi di KH.M Faiz AbdurRazaq Khattat International dari Bangil. (yad)