GRESIK,1minute.id – Hore…!!! Libur sekolah telah tiba. Di Jawa Timur, libur sekolah semester ganjil 2024/2025 di mulai 23 Desember 2024 hingga 31 Desember 2024. Sejumlah pengelola destinasi wisata bersiap menyambut wisatawan selama libur sekolah serta natal dan tahun baru atau Nataru.
Destinasi wisata Setigi, misalnya. Wartawan 1minute.id mengunjungi tempat wisara Selo, Tirta, Giri atau Setigi di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada Selasa, 17 Desember 2024 lalu. Tiba sekitar pukul 13.20 WIB. Tiket masuk Rp 15 ribu dan biaya parkir motor Rp 5.000.
Siang itu kondisi mamring. Sepi. Hanya satu rombongan mobil Innova berjumlah 7 orang penumpang. Mereka dari Surabaya. “Ini mampir kesini. Dulu ramai, tapi sekarang sepi,” kata Efendi, salah satu pengunjung lirih.
Destinasi wisata Setigi berdiri diatas lahan seluas 2 hektar. Dulu lahan bekas tambang galian C itu digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Pemerintahan Desa Sekapuk dipimpin Abdul Halim menyulap menjadi tempat wisata yakni Selo, Tirta, Giri alias Setigi.
Desa Sekapuk yang konon dikenal sebagai desa miskin mendeklarasikan sebagai desa miliarder. Pendapatan dari sektor pariwisata, Setigi. Pascalengser, Halim mendekam di rumah tahanan alias Rutan Polres Gresik atas dugaan penggelapan aset desa. Tempat wisata Setigi yang menjadi fonomenal seakan ikut meredup.
Sejumlah spot yang menjadi jujugan wisatawan domestik atau wisdom dan wisatawan asing seakan kurang terurus. “Pasca Covid-19 pengunjung terus menurun sampai sekarang,” kata seorang warga yang enggan disebutkan identitasnya.
Di era keemasan, pengelola mempekerjakan belasan pemuda desa. “Kini hanya 7 anak. Itu pun dua minggu kerja. Dua minggu libur,” katanya. “Saat ini, kami hanya mengandalkan week end saja,” imbuh lelaki itu.
Dalam pengamatan wartawan 1minute.id sejumlah spot menjadi daya tarik wisatawan terasa sepi. Jembatan Peradaban, misalnya. Di spot jembatan
tidak ada seorang pun wisatawan. Padahal, sebelumnya, spot ini nyaris tidak pernah sepi pengunjung. Weekday apalagi Weekend. “Dasar kolamnya bocor. Sekarang masih perbaikan. Jadi air kolam baru diisi masih di ujicoba lagi,” kata warga lainnya.
Jembatan peradaban yang mengambarkan peralihan peradaban tradisional menuju era modern memiliki panjang sekitar 200 meteran. Lebar 2 meteran. Di bagian ujung jembatan bercat warna putih, terdapat tiga unit rumah adat Papua. Beratap serabut sapu warna hitam dan berdinding kayu. Instanable. Sedangkan, dibawah jembatan itu terdapat telaga dengan air warna hijau.
Kini, pemandangan di spot jembatan peradaban itu berubah 180 derajat. Sepi. Memasuki masa liburan Nataru, pengelola Setigi berbenah agar bisa menarik minat wisatawan untuk berkunjung. (yad)