GRESIK,1minute.id – Sekolah Menengah Pertama Negeri atau SMPN 2 Gresik atau Spenda Gresik terus berbenah mempersiapkan sekolah menuju Eco Green School Asean 2025. Di event terbesar jenjang SMP di Asean itu, sekolah yang dipimpin oleh Mohammad Salim dibimbing oleh Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Gresik.
Persiapan sekolah berada di Jalan KH Kholil, Kecamatan/Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu semakin intens dilakukan. Diantarnya, penerapan Pendidikan berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah atau PBLHS, pemanfaatan limbah sampah kertas yang diolah menjadi kompos ( KEBAS ) dan Eco Enzim semakin dimatangkan.
“Mohon doanya untuk kesuksesan Spenda,” ujar Kepala UPT SMP Negeri 2 Gresik Mohammad Salim usai menerima kunjungan studi tiru rombongan dari Madrasah Aliyah atau MA Mambaus Sholihin yang dipimpin oleh KH.Ahmad Thohari dengan didampingi para staf madrasah pada Selasa, 19 November 2024.
Rombong MA Mambaus Sholihin kagum dengan program Lingkungan Sekolah yang Aman Nyaman dan Menyenangkan. Spenda berbeda dengan sekolah lainnya. Bangunan utama gedung sekolah yang berada di Jalan KH Kholil, Gresik ini masih mempertahankan arsitektur kolonial Belanda yang memiliki ciri pintu dan jendela lebar dan tinggi.
Sedangkan, plafon gedung sekolah telah memasuki usia 64 tahun ini memiliki ketinggian sekitar 4 meteran. Cuaca yang terik membuat para guru dan siswa tidak terasa gerah. Di belakang gedung utama telah disulap sebagai taman. Tempat yang menyenangkan bagi siswa untuk membaca selain ruang perpustakaan sekolah.
Halaman sekolah juga terlihat bersih. Karena telah menerapkan Pendidikan Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah atau PBLHS melalui program zero waste. Kondisi itulah, menjadikan Spenda Gresik kerap menjadi lokus penilaian program Adipura untuk sekolah di kawasan perkotaan.
“Saya akan kembali lagi untuk ngaji tentang lingkungan di Spenda Gresik ini terkait program sekolah yang luar biasa dan sekolah yang langganan jadi lokus Adipura ini,” kata KH. Ahmad Thohari.
Lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan adalah dambaan peserta didik dan orang tua. Guru menyambut siswa pagi menjadi budaya yang masih dipertahankan di Spenda. (yad)