GRESIK,1minute.id – Sri Subaidah mengerahkan puluhan petugas kebersihan reruntuhan bangunan di sekitar Gapura Naga Giri yang rompal diduga tersambar petir pada Rabu, 13 November 2024. Kepala Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Gresik itu memimpin langsung membersihkan puing-puing bangunan yang berserakan di kawasan Waduk Bunder di Jalan Pantura ruas Gresik-Lamongan itu.
Di kawasan Gapura Naga Giri, yang menjadi tetenger masuk kawasan Kota Gresik itu kemudian dipasangi pita plastik dan jaring mengantisipasi agar kendaraan lebih berhati-hati ketika melintas menuju arah Terminal Bunder. Aksi gerak cepat alias Gercep Sri Subaidah itu mendapatkan apresiasi dari Abdullah Hamdi, di Komisi III DPRD Gresik.
Dalam pantauan 1minute.id pita plastik warna kuning kombinasi hitam masih terpasang di kawasan Gerbang Naga Giri yang terlihat asri karena banyak tanaman hias yang tumbuh dan terawat itu. Gerbang Naga Giri itu memiliki tinggi 19,5 meter. Gerbang atau tugu yang dibangun melalui dana corporate social responsibility atau CSR PT Petrokomia Gresik senilai Rp 7 miliar.
Bangunan gapura itu berdiri kokoh di dua sisi ruas jalan nasional, Jalan Raya Bunder, Kecamatan Kebomas diresmikan oleh Bupati Gresik Sambari Halim Radianto pada 26 September 2015 lalu. Bentuk Naga Giri yang cukup besar sehingga dari jauh terlihat kokoh dan mencerminkan ciri Gresik sebagai Kota Wali
Tugu selamat datang berbentuk Naga Giri tersebut telah menjadi salah satu ikon sebelum memasuki Kawasan Kota Gresik dan menjadi pengetahuan baru bagi masyarakat. Pascaperesmian, tetenger masuk kawasan Kota Gresik menjadi aset Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Gresik. Tahun ini, umur bangunan gapura telah memasuki 9 tahun.
Pada Rabu, 13 November 2024, bagian atas gapura yang telah dipasang besi berbentuk lancip diduga anti petir itu rompal. DLH Gresik belum bisa memastikan penyebab kerusakan atap gapura Naga Giri itu. Dugaan awak rusak karena tersambar petir.
Kepala DLH Pemkab Gresik Sri Subaidah mengatakan, pihaknya telah melakukan monitoring langsung ke Gapura Naga Giri di kawasan Waduk Bunder itu pada Rabu, 13 November 2024. Langkah awal monitoring, pihaknya juga melakukan pembersihan terhadap puing-puing yang berserakan. “Langkah awal ini kami bersihkan dulu. Kami netralisir puing-puing gapura biar tidak berceceran di jalan,” ucapnya pada Kamis, 14 November 2024.
Setelah pembersihan puing-puing, ia melanjutkan, DLH juga memasang garis pengaman berupa police line di sekitaran Gapura Bunder. Hal tersebut untuk mengantisipasi agar kendaraan lebih berhati-hati ketika melintas menuju arah Terminal Bunder. Pengamanan juga akan dilakukan dengan memasang jaring-jaring penyangga pada bagian atas.
“Sementara ini kami amankan dulu. Kami pasangi jaring-jaring sekalian untuk pengamanannya,” sambungnya. Jaring pengaman akan dipasangkan pada bagian atas Gapura Bunder. Pada titik tersebut disinyalir sebagai pemicu awal kerusakan bangunan.
Ia mengatakan, dugaan awal kerusakan diakibatkan oleh hantaman petir. Namun, Kepala DLH Sri Subaidah menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan penelusuran lebih lanjut. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan konsultan pemeliharaan untuk mencari titik awal persoalan kerusakan. “Kami akan telusuri lebih dulu. Baru nantinya kalau sudah ada penyebab dan titik kerusakan utama akan kami lakukan langkah lanjutan,” bebernya.
Langkah lanjutan yang akan ditempuh adalah perbaikan secara intensif pada tugu selamat datang tersebut. Ke depan, DLH akan menjalin komunikasi dengan sejumlah OPD terkait untuk merealisasikan perbaikan Gapura Bunder. “Perbaikan jadi langkah penting untuk memastikan kejadian serupa tidak berlangsung pada masa yang akan datang,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya, Perumahan dan Kawasan Permukiman atau DCKPKP Gresik Ida Lailatussa’diyah mengatakan, pihak DLH Gresik telah melakukan koordinasi DCKPKP Gresik. “Sudah berkoordinasi dengan kami. Karena dilengkapi taman dikelola oleh DLH,” kata Ida Lailatussa’diyah dikonfirmasi pada Kamis, 14 November 2024.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi memberikan apresiasi kecapatan DLH Gresik dalam penanganan gapura setinggi 19,5 meter ini. Menurut Hamdi, penanganan cepat sangat penting agar tak membahayakan pengguna jalan yang sedang melintas.
“Kami salut atas kerja cepat DLH Gresik. Tak sampai satu jam puing-puing reruntuhan gapura langsung bersih,” ucap Hamdi kepada wartawan. (yad/adv)