Wisata Air Terjun Putuk Truno, Lambang Cinta Abadi

PASURUAN1minute.id – Air terjun Putuk Truno berada di kawasan Prigen, Kota Pasuruan, Jawa Timur. Destinasi wisata air terjun Putuk Truno berada di antara kaki Gunung Welirang dengan  Gunung Arjuno ini cocok menjadi alternatif melepas penat setelah seharian beraktivitas. Suasana alamnya alami. 

Tiket masuk ke kawasan air terjun Putuk Truno ini “hanya” Rp 15 ribu per orang.  Wartawan 1minute.id  dan peserta media gathering PT Freeport Indonesia mengunjungi tempat wisata air terjun Putuk Truno ini pada Rabu, 10 Oktober 2024.

Karena weekdays alias hari efektif kerja kawasan wisata air terjun Putuk Truno agak lengang. Hanya ada beberapa wisatawan masuk kawasan itu. “Kalau weekend cukup ramai. Pengunjung kebanyakan anak muda. Juga, keluarga,” kata seorang warga.  Untuk menuju wana wisata air terjun ini hanya bisa jalan kaki. Dari gerbang masuk ke tempat wisata air terjun Putuk Truno ini jaraknya kurang lebih sekitar 0,5 kilometer.

Jalannya menanjak dan menurun. Akan tetapi, wisatawan tidak perlu khawatir. Sebab, infrastruktur jalan bagus. Jalan berkontruksi beton dengan lebar antara 2 meter sampai 3 meteran.Mitos Air Terjun Putuk Truno 
Sejarah singkat Putuk Truno diambil dari kata Putuk (Jawa artinya Gunung Kecil) atau tempat yang lebih tinggi dari lokasi sekitarnya. Sedangkan, Truno diambil dari sebuah nama Joko Taruno (disebut juga Joko Truno = turunan).

Joko Truno adalah seorang Pangeran dari Majapahit. Putra dari Hayam Wuruk dengan seorang selir. Konon sang Pangeran menaruh hati pada seorang putri bernama Sri Gading Lestari. Ia seorang putri Raja Arya Wirajaya sebuah kerajaan di Madura. 

Joko Taruno dan Sri Gading saling mencintai, sang Pangeran berniat untuk mempersuntingnya, tetapi ayahanda sang putri menentang pernikahan tersebut. Dengan alasan bahwa Joko Taruno adalah anak dari seorang selir bukan ratu.
Melihat cinta keduanya sangat sulit dipisahkan, maka akhirnya sang Putri diasingkan kesebuah air terjun di daerah Purwodadi, Pasuruan.

Tempat pengasingan tersebut dipasang pagar gaib agar sang Putri dan Joko Taruno tidak berhubungan lagi. Air Terjun tersebut sekarang dikenal dengan nama Coban Baung (=Serigala), dan sang Putri dijuluki Putri Baung hingga kini pada saat waktu tertentu air terjun tersebut akan terdengar suara baung atau lolongan Serigala. Hal tersebut menurut mitos sebagi ungkapan isi hatinya.

Joko Taruno tidak patah semangat. Kekuatan cinta keduanya tidak dapat dipisahkan oleh siapapun dan keduanya sama-sama semedhi atau tapa brata hingga muksa. Akhirnya Joko Taruno dapat menembus pagar gaib yang menghalangi, sang Putri diboyong ke tempat Joko Taruno bertapa yang kini dikenal dengan Air Terjun Putuk Truno.

Ditempat inilah kisah asmara kedua insan tersebut bersatu dan abadi, dengan dibuktikan adanya tetenger atau tanda berupa petilasan diatas air terjun. Air Terjun Putuk Truno juga dinamakan air terjun Keabadian dipercayai oleh orang yang berkunjung ketempat ini akan mendapat berkah cinta yang Abadi. (yad)