Semester Pertama, TPPS Gresik Dampingi 20 Ribu Keluarga Risiko Stunting

GRESIK,1minute.id – Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, membuka kegiatan Evaluasi Capaian Tim Percepatan Penurunan Stunting atau TPPS Semester I/2024 pada Kamis, 22 Agustus 2024.

Acara yang berlangsung di Ruang Rapat Mandala Bhakti Praja, Kantor Bupati Gresik, dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk perwakilan dari BKKBN Provinsi Jawa Timur, Organisasi Perangkat Daerah atau OPD, Camat, dan kepala Puskesmas.

Aminatun Habibah mengapresiasi kerja keras seluruh pihak dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik pada semester pertama, Januari hingga Juni 2024.

Akan tetapi, wabup yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting  Kabupaten Gresik ini berbedaan hasil survei kesehatan Indonesia dengan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan. 

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting di Gresik masih berada pada angka 15,4 persen. Angka ini masih di atas target 10 persen yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati nomor 9/2023.

“Sebelumnya yang didasarkan pada data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI, yakni sebesar 10,3 persen,” sebut wabup perempuan pertama di Kabupaten Gresik ini.

Berdasarkan data yang dikantongi oleh pemerintah kabupaten Gresik pada semester pertama tahun ini, sebanyak 19.947 dari 23.772 keluarga berisiko stunting telah mendapatkan pendampingan. Rinciannya, 2.848 calon pengantin, 3.634 ibu hamil, 892 ibu nifas, dan 13.342 balita. 

“Meskipun pencapaian dan upaya yang dilakukan ini sudah cukup baik, semua pihak perlu bekerja lebih keras dan cerdas untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting pada akhir tahun ini,” harap wabup berlatar pendidik itu.

Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan adalah peluncuran inovasi DETAK KERIS atau Deteksi Tanggulangi Kurangi Keluarga Risiko Stunting, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendampingan dan memastikan keselarasan data melalui integrasi dengan aplikasi Gresik Urus Stunting.

Selain itu, program Pemberian Makanan Tambahan atau PMT lokal untuk ibu hamil dengan kekurangan energi kronis atau KEK dan balita stunting juga telah dilaksanakan dan akan terus di monitor untuk memastikan efektivitasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau  KBPPPA Gresik, Titik Ernawati menjelaskan pihaknya telah melakukan intervensi serentak pencegahan stunting yang sudah dilakukan mulai bulan Juni 2024.

Sebagai informasi, pada Juni presentase balita ditimbang di Kabupaten Gresik sebesar 95,02%. Capaian presentase tertinggi balita ditimbang diraih oleh Puskesmas Slempit dengan presentase 100% balita ditimbang, disusul Puskesmas Duduksampeyan dengan 99,97% dan Puskesmas Ujungpangkah sebesar 99,95%.

“Kabupaten Gresik juga mengalami peningkatan peringkat dalam kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam pelaksanaan 8 aksi konvergensi penurunan stunting Jatim tahun 2024. Sebelumnya kita ada di peringkat 35 dan pada penilaian terakhir kita naik di peringkat 12 se-Provinsi Jawa Timur,” ungkap Titik. (yad)