GRESIK,1minute.id – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) siswa SD dan SMP di Kabupaten Gresik memasuki hari kedua, Selasa, 18 Juli 2023. MPLS tahun ini lebih ramah anak.
Di UPT SMP Negeri 2 Gresik, MPLS terasa berbeda. Ada yang baru di sekolah berlokasi di Jalan KH Kholil, Gresik itu. MPLS siswa laki-laki dan perempuan dilakukan secara terpisah. Kaum adam berjumlah 122 siswa. Kaum hawa berjumlah 134 siswa. Total 256 siswa. Mereka terbagi 8 rombongan belajar (rombel) atau kelas.
Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik sedang melakukan ujicoba memisahkan kelas pria dan perempuan di sekolah yang dipimpin oleh Mohammad Salim itu. Selain di UPT SMP Negeri 2 Gresik, kelas terpisah laki-laki dan perempuan juga diujicobakan di UPT SD Negeri 49 Gresik.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, Pemerintah kabupaten (Pemkab) Gresik belum memutuskan memisah sekolah laki-laki dan perempuan. “Kami masih ingin mengkaji kelebihan dan kekurangan ketika melakukan inisiatif sekolah di pisah antara lelaki dan perempuan,” kata Bupati Fandi Akhmad Yani saat membuka MPLS di UPT SMP Negeri 1 Gresik pada Senin, 17 Juli 2023.
Karena masih berupa kajian tentu butuh waktu. Harus dilihat dari sudut pandang atau perspektif apa pun. Dampak positif dan negatif. Dan, bagaimana hasil akhirnya bagaimana. “Bila hasilnya baik baru kita tetapkan. Itu pun melalui mekanisme aturan yang ada. Dewan Pendidikan, Dewan pengawas dan lainnya,” katanya.
Jadi saat ini, Dispendik Gresik ingin mencoba inisiatif itu. “Lalu melakukan kajian dan dampaknya,” ujar Gus Yani-sapaan akrab-Bupati Fandi Akhmad Yani saat itu didampingi Ketua Dewan Pendidikan Gresik Syaiful Kirom, Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Gresik S.Hariyanto.
Pemisahan peserta pria dan perempuan di sekolah negeri kali pertama diujicobakan. Baru dua lembaga yang menjadi pilot project yakni UPT SMP Negeri 2 Gresik dan UPT SD Negeri 49 Gresik.
Meski tahap ujicoba, MPLS di UPT SMP Negeri 2 Gresik yang memasuki hari kedua terlihat berlangsung lancar. Menurut Kepala UPT SMP Negeri 2 Gresik, peserta MPLS secara terpisah antara laki-laki dan perempuan ini diharapkam memiliki dampak positif bagi siswa. Pertama, pembentukan akhlak siswa. Kedua, efektif dalam menentukan strategi metode dan model pembelajaran yang berfokus pada pembentukan karakter berpusat pada siswa.
“Dampak positif ketiga diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dan terbentuk kontrol diri,” kata Mohammad Salim. (yad)