GRESIK,1minute.id – Puluhan pelajar memungut sampah plastik di Alun-alun Gresik pada Rabu, 7 Juli 2023. Sampah itu lalu di tampung di bak sampah bertuliskan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik. Aksi peduli lingkungan itu adalah puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang tahun ini mengusung tema “Beat Plastic Pollution”.
Sekretaris Daerah (Sekda) Gredik Achmad Washil Miftahul Rachman mengatakan, pada saat ini polusi plastik dalam kondisi memprihatinkan. Sebagian besar pencemaran yang bermuara di laut merupakan sampah plastik. “Dibutuhkan kesadaran manusia untuk mengurangi penggunaan plastik, sehingga polusi plastik dapat berkurang,” kata Washil Miftachul Rachman pada Rabu, 7 Juni 2023.
Mantan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman-kini bernama-Dinas Cipta Karya, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DCKPKP)-Gresik itu melanjutkan, tema Beat Plastic Pollution atau kendalikan sampah plastik, sebagai perwujudan komitmen bersama seluruh pihak dalam upaya mengatasi bahaya sampah plastik. Di berbagai belahan dunia juga di Indonesia.
“Tema ini mengandung arti motivasi kerja sekuat tenaga untuk atasi sampah. Selain itu juga kerja yang sistematik dalam mengurangi, mengolah, dan melakukan pengelolaan sampah berkelanjutan melalui daur ulang atau dikenal dengan istilah 3 R (Reduce, Reuse, dan Recycle),” terangnya.
Pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik juga mencanangkan Gerakan 1 juta Biopori atau Lubang Resapan Biopori (LRB) untuk menjaga ketersediaan air. “Pencanangan gerakan masal pembuatan LRB, merupakan bentuk rasa syukur kita dengan cara mencintai bumi Gresik yang telah memberikan banyak kehidupan bagi warga,” kata Washil.
Menurutnya, LRB akan memberikan banyak keuntungan bagi lingkungan, bagaimana air yang tadinya hanya lewat itu tidak akan terjadi. Karena air akan tertangkap dan terjebak dalam lingkungan kita, sehingga akan mengurangi banjir saat musim hujan sekaligus tabungan pada musim kemarau. “LRB merupakan jawaban untuk menggerakkan masyarakat agar mau dan mampu mengelola air agar dapat tertabung dalam tanah sekaligus mengatasi genangan air dan banjir,” tuturnya.
Sekda berharap melalui peringatan hari lingkungan hidup sedunia membuka mata kita bahwa menjaga lingkungan merupakan kewajiban kita bersama. “Kegiatan ini merupakan momentum kita untuk meningkatkan kepedulian dalam memperbaiki kondisi alam,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik Sri Subaedah dalam laporannya menyampaikan, dasar hukum penyelenggaraan kegiatan puncak hari lingkungan hidup sedunia 2023 adalah UU No 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dan stakeholder terkait dengan pelestarian lingkungan. Selain itu adanya event yang efektif sebagai stimulan penggugah kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Sasaran kegiatan yaitu masyarakat desa dan kelurahan di Kabupaten Gresik, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sekolah Adiwiyata serta Pondok Pesantren.
“Tindak lanjut yang ingin dicapai diantaranya, setiap desa/kelurahan di Kabupaten Gresik menyediakan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di wilayah masing-masing,” kata Sri Subaidah.
Selain itu, setiap sekolah, desa/kelurahan, perusahaan, Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan pondok pesantren membuat Lubang Resapan Biopori (LRB) di wilayahnya masing-masing. “Setelah membuat LRB diharapkan melaporkan titik koordinat Biopori ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik paling lambat 31 Desember 2023. Saat ini total Bipori terpasang sebanyak 1.154.055,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, juga dilakukan launching Rekosistem Waste Drop Box dan uji coba Aplikasi Rekosistem Waste, uji emisi kendaraan bermotor serta pencanangan 1 juta lubang biopori oleh Sekda Gresik Washil. (yad)