GRESIK,1minute.id – Ratusan sarana pendidikan tidak memadai. Rusak ringan hingga berat. Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik menganggarkan pembangunan Rp 5 milar dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Gresik pada 2023. Dan, dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 14 miliar.
Diantaranya, sarana pendidikan yang rusak berat yang bakal dibangun adalah SDN 26 Gresik di Desa Prambangan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Sekretaris Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik Herawan Eka Kusuma ketika dikonfirmasi 1minute.id membenarkan rencana pembangunan SDN 26 Gresik. “Iya dianggarkan tahun ini. Tapi kecil hanya Rp 200 jutaan,” kata Herawan pada Rabu, 18 Januari 2023. Anggaran tersebut, imbuhnya, untuk pembangunan satu ruangan.
SDN 26 Gresik berada di Jalan Mayjend Sungkono, Desa Prambangan, Kecamatan Kebomas ini berdiri pada 1948 dengan nama SDN Prambangan. Pada 2019, namanya berganti menjadi UPT SDN 26 Gresik. Di sekolah yang dipimpin oleh Sunardi itu terdapat 3 ruangan yang hancur karena di sapu angin puting beliung pada 2018.
Tiga ruangan itu rata dengan tanah. Selama 4 tahun tidak mendapatkan kucuran anggaran pembangunan membuat ruangan tersebut ditumbuhi tanaman perdu. Kondisi sangat mengenaskan.
Terpisah, Kepala UPT SDN 26 Gresik Sunardi mengatakan pihaknya telah mengusulkan perbaikan kepada Dinas Pendidikan Gresik. “Semoga tahun ini, ada upaya pembangunan ruang sekolah yang ambruk itu,” kata Sunardi dikonfirmasi 1minute.id pada Rabu, 18 Januari 2023. Sebab, imbuhnya, keberadaan ruangan itu sangat penting untuk memperlancar proses pembelajaran.
Sebelum ambruk diterjang angin lesus, katanya, tiga ruangan difungsikan masing-masing untuk kantor, perpustakaan dan ruang kelas. “Kami saat ini kesulitan untuk mengembangkan program literasi karena tidak memiliki ruang perpustakaan,” terang Sunardi yang menjabat sebagai Kepala UPT SDN 26 Gresik mulai Juni 2021 itu.
Sedangkan, proses belajar mengajar untuk siswa kelas II ditempatkan salah satu ruang yang kosong. “Tapi, ruangan lebih kecil,” ujarnya. Kondisi sarana sekolah yang kurang memadai itu ditengarai menjadi penyebab berkurang minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SDN 26 Gresik. Padahal sebelumnya SDN 26 Gresik, salah satu sekolah dasar favorit. Siswanya pernah mencapai 400-an anak.
Namun, sejak 2021 jumlah siswa mulai merangkak bertambah. “Saat ini jumlah siswa sudah 90-an anak,” katanya. Bertambahnya jumlah siswa itu, kata mantan Kepala SDN Petisbenem, Kecamatan Duduksampeyan itu setelah sekolah melakukan sejumlah inovasi.
Inovasi yang dilakukan diantaranya adalah hafidz alquran. Ia beri nama Al Barru, menuju sekolah masa depan dan Islami. “Program hafalan alquran mulai 2021,” katanya. Hafalan alquran itu untuk semua siswa kelas I sampai kelas VI. “Masuk program pembiasaan dan ekstrakurikuler,” terangnya.
Setiap pagi sebelum mulai pembelajaran siswa wajib membaca alquran. Sekarang hafalan alquran ini sudah masuk dalam kurikulum sekolah mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) selama 4 jam seminggu. Yakni, alquran 2 jam, dan akidah serta akhlak masing-masing 1 jam. (yad)