GRESIK,1minute.id – Suasana duka masih menyelimuti keluarga Sukardi di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik pada Senin, 3 Oktober 2022. Sukardi harus kehilangan anak gadisnya, Hidayatus Tsaniah, 24 tahun. Ia satu dari ratusan korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan, Malang pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah melakukan takziyah kerumah keluarga Sukardi pada Senin, 3 Oktober 2022. Bu Min-sapaan karib-Wakil Bupati Aminatun Habibah mengatakan, atas nama pribadi sekaligus mewakili Pemkab Gresik mengucapkan turut berbelasungkawa atas meninggalnya saudari Hidayatus Tsaniah.
“Kami sangat kaget ketika mendengar kabar ada ratusan korban jiwa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Lebih mengagetkan lagi ternyata ada satu korban jiwa dari Gresik,”ujar Bu Min.
Wabup perempuan pertama di Kabupaten Gresik itu berharap pihak keluarga ikhlas dan tabah dalam menghadapi peristiwa duka yang telah menimpa almarhumah. Dia menyebut peristiwa ini menjadi perhatian publik karena menelan ratusan korban jiwa dan luka-luka.
“Kami mendoakan semoga amal ibadah almarhumah Hidayatus Tsniah diterima di sisi Allah SWT. Dan pihak keluarga sabar dan tabah dalam menghadapi peristiwa duka ini,”ungkap Bu Min dengan nada lirih.
Sementara itu, ayah almarhumah Hidayatus Tsaniah, Sukardi mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Gresik. “Terima kasih, bu,”katanya. Ia mengaku mengenal Wabup Aminatun Habibah sejak lama.”Bu Min merupakan teman lamanya di dunia pendidikan saat menjabat sebagai Kepala Sekolah,”katanya.
Sukardi lalu bercerita tidak memiliki firasat apa pun sebelumnya. Ia hanya mengaku tidak bisa tidur hingga dini hari. Biasanya tidur maksimal pukul 22.00 WIB. Tapi, malam itu mata Sukardi seakan tidak bisa merem hingga Minggu, 2 Oktober 2022 pukul 01.00 WIB.
“Entah kenapa malam itu saya tidak bisa tidur. Sekitar jam 01.00 WIB saya ditelepon oleh teman anak saya yang mengabarkan kalau anak saya meninggal dunia saat menonton pertadingan Arema,”kata Sukardi. Kala itu, lanjut Sukardi, dirinya hendak berangkat ke Malang untuk menjemput jenazah anaknya. Akan tetapi oleh beberapa kerabat, dirinya dicegah agar tidak berangkat dengan alasan keamanan seperti adanya sweping plat L dan W. “Setelah kami tunggu, jenazah anak saya akhirnya datang diantar mobil ambulan sekitar pukul 08.00 WIB Minggu pagi hari,”katanya.
Untuk diketahui Data Polri, korban tragedi Kanjuruhan mencapai 450 orang, 125 diantaranya meninggal. Korban meninggal diantaranya Hidayatus Tsaniah, 24, warga Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah. Jenazah alumni Unisma Malang dan Pondok Pesantren Mamba’ul Ihsan Ujungpangkah telah dimakamhan di TPU Desa Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah pada Minggu, 2 Oktober 2022.
Sedangkan, korban luka-luka asal Gresik diantaranya Muhammad Refo Setiawan,19, warga Desa Pongangan, Kecamatan Manyar. Refo menjalani perawatan di RSI Unisma karena mengalami patah kaki. Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani sempat membesuk Refo dan pemkab Gresik menjamin biaya perawatan pada Senin, 3 Oktober 2022. (yad)