GRESIK,1minute.id – Kapal Katamaran multipurpose segera berlayar. Kapal Fiberglass buatan “keroyokan” mahasiswa jurusan teknik perkapalan UMG, siswa SMK Maskumambang, Dukun dan nelayan itu memasuki tahapan finishing.
Diperkirakan kapal fiberglass memiliki panjang 7 meter, lebar 3 meter yang dibuat di Living Labolatory Maritime Teknik Perkapalan UMG di Dermaga Pesona Pekelingan Jalan R.E.Martadinata, Kelurahan Pekelingan, Kecamatan/Kabupaten Gresik itu rampung akhir September 2022. Ada dua kapal Katamaran Multipurpose yang sedang dikerjakan oleh mereka. Dan, satu kapal perbaikan karena bekas selama 7 tahunan.
Pekerjaan tiga kapal ( dua pembuatan dsn satu perbaikan) dilakukan mulai pagi hingga sore hari. Pada Jumat, 23 September 2022 sekitar pukul 15.00 WIB, wartawan 1minute.id ketika mendatangi tempat pembuatan kapal Katamaran Multipurpose terlihat sejumlah siswa dan pekerjaan anggota Persatuan Penyelam Tradisional Pelestari Kawasan Pantai (Parasandi) Gresik melakukan pengamplasan.
Menghaluskan atau mengamplas dempul yang ada di bagian lambung dan dak kapal. Pekerja itu, diantaranya, Nazrie Rachim, siswa kelas XII SMK Maskumambang, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik itu terlihat semangat. Nazrie tidak sendirian. Siswa jurusan teknik kontruksi kapal baja (TKKB) itu bersama 10 teman lainnya. Sebelas anak itu adalah siswa magang atau praktik kerja lapangan (PKL). Sore itu, mereka didampingi Ketua PKL Abdul Azis.
“Kami sejak awal ikut magang pembuatan kapal ini,”kata Nazrie yang didapuk sebagai juru bicara siswa itu. Banyak pengalaman baru yang bisa didapatkan dalam proses magang ini. “Saya dan teman-teman jurusan TKKB. Disini, kami magang membuat kapal fiberglass. Ini baru kami,”jelas Nazrie. Di tempat magang inu, Nazrie dkk mendapatkan pengetahuan yang tidak didapatkan di bangku sekolah. Yakni, pembuatan kapal fiberglass. “Saya di jurusan kapal Baja. Disini membuat fiberglass. Membuat kapal fiberglass lebih simpel,”katanya.
Pandemi Covid-19 selama 2,5 tahun membuat sejumlah galangan kapal sepi order. Puluhan siswa SMK memasuki program magang atau PKL tidak bisa magang seluruhnya di galangan kapal yang ada di Gresik, Lamongan hingga Madura. Living Labolatory Maritime Teknik Perkapalan UMG menjadi pilihan bagi siswa SMK yang dipimpin oleh Ahmad Yulianto.
Kepala PKL SMK Maskumambang Dukun Abdul Azis mengatakan, program magang pembuatan kapal Katamaran Multipurpose, berbahan fiberglass ini sebuah pengalaman baru. “Pengalaman baru bagi siswa ini, semoga bisa menambah luas pengetahuan,”kata Abdul Aziz pada Jumat, 23 September 2022. Selepas program magang ini, ia berharap siswa bisa menerapkan ilmu yang di sekolah. “Minimal nanti siswa bisa membuat miniatur kapal fiberglass di sekolah,”harapnya.
Living laboratory Maritime UMGini berdiri sejak 18 Juni 2021. Belum genap dua tahun beroperasi. Living laboratory Maritime pertama di Indonesia ini berada di Dermaga Pesona Pekelingan Jalan R.E.Martadinata, Kelurahan Pekelingan, Kecamatan/Kabupaten Gresik.
Living Labolatory Maritime sederhana. Tidak ada bangunan gedung atau layaknya sebuah pabrikan. Tempat candradimuka bagi mahasiswa, pelajar dan anggota Parasandi ini atapnya hanya ditutup terpal untuk pelindung dari sengatan sinar matahari.
Meski sederhana, Living Labolatory Maritime ini tergolong produktif. Kapal pertama berukuran panjang 7 meter, lebar 2,8 meter. Kapal berbobot 2 grosstonage itu bisa mengangkut berat 4 ton. Bahan sama, fiberglass. Kapal pesanan seorang pengusaha asal Bekasi, Jawa Barat itu kelar pada Sabtu, 7 Juli 2021. Saat itu, peran mahasiswa teknik perkapalan UMG ikut melakukan pengawasan dan pembelajaran secara langsung mekanisme pembuatan kapal berbahan fiberglass itu.
Nah, pembuatan kapal Katamaran Multipurpose, imbuhnya, pekerjaan dilakukan oleh mahasiswa, siswa SMK dan anggota Parasandi Gresik. Artinya, UMG melakukan peningkatan kopetensi dengan mendidik 15 mahasiswa dari jurusan Teknik Kontruksi kapal baja, siswa SMK dan warga sekitar. Dengan memberi materi teori banguanan kapal dan manajemen produksi kapal.
“Dimana efisiensi waktu pengerjaan didapat 1/3 waktu normal dan biaya pengerjaan yang menelan biaya hanya 40 persen dari biaya normal. Jauh dari kebiasaan selama ini yang mencapai 65 hari untuk 1 unit kapal dan biaya hingga Rp 120jt/unit,”jelas Kepala Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Ali Yusa kepada 1minute.id pada Sabtu, 24 September 2022. (yad)