GRESIK,1minute.id – Aksi penolakan kenaikkan bahan bakar minyak (BBM) terus bergulir di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik. Diantaranya dilakukan oleh ratusan massa mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Gresik digelar di gerbang masuk Kantor Bupati Gresik di Jalan DR. Wahidin Sudirohusodo, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik pada Kamis,15 September 2022.
Mahasiswa dari berbagai elemen seperti GMNI, HMI, GSBI dan Pemprof melakukan long march dari Jalan Permata, Kompleks Perumahan Bunder Asri menuju Kantor Bupati Gresik. Jaraknya sekitar 1 kilometer. Arus lalu di Jalan nasional tersendat. Terik matahari tidak menyiut nyali mereka untuk memperjuangkan nasib rakyat. Sejumlah poster dibentangkan. Diantara isinya, BBM Naik Rakyat Tercekik; Batalkan Kenaikan BBM. Tolak Kenaikan harga BBM. Tidak ada poster yang ngelitik.
Mereka mengusung 7 tuntutan. Yakni, Tolak Kenaikan BBM ; Turun harga bahan pokok ; jamin hak-hak kerja buruh dan Tolak PHK massal. Selanjutnya, Tolak rancangan RKUHP, Maksimalkan penyaluran BBM bersubsidi yang tepat sasaran dan wujudkan reformasi Agraria untuk membangun industri nasional yang berdaulat dan mandiri.
Selama 10 menit berorasi bergantian di depan gerbang masuk Kantor Bupati Gresik. Massa akhirnya ditemui oleh Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah. “Kami menolak kenaikan harga BBM,”tegas Ali Maksum, salah satu peserta aksi. Kenaikan harga membuat harga kebutuhan meroket. “Berikan bantuan kepada warga terdampak kenaikan BBM secara merata,”tegas mahasiswa lainnya.
Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah mengatakan, pihaknya akan menyampaikan aspirasi mahasiswa Gresik ke pemerintah pusat. Terkait Bansos bagi warga terdampak kenaikan BBM, imbuhnya, pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk masyarakat. “Tapi, bantuan itu berasal dari pemerintah pusat. By name by address,”katanya.
Sedangkan, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik juga mengalokasikan anggaran untuk masyarakat. “Anggaran yang dialokasi oleh pak Bupati ini nantinya untuk masyarakat yang tidak tercover bantuan pemerintah pusat,”kata Wabup perempuan pertama di Kabupaten Gresik itu. Sebelum pamit, Bu Min-sapaan karib-Wakil Bupati Aminatun Habibah menasihati mahasiswa untuk mematuhi aturan yang ada. “Silakan demonstrasi. Tapi, jangan anarkitis dan menganggu aktivitas warga lainnya,”katanya. (yad)