GRESIK,1minute.id – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan belum ada tanda-tanda berakhir. Bahkan, sapi yang terpapar PMK semakin banyak. Data Dinas Pertanian Gresik per 13 Juni 2022, wabah PMK telah menyebar 96 Desa di 14 dari 18 Kecamatan se-Kabupaten Gresik. Total hewan ternak yang terpapar PMK sebanyak 3.731 ekor. Rincianya, 779 ekor sapi diantaranya dilaporkan sembuh, 99 ekor mati dan 161 ekor terpaksa dipotong paksa lantaran terpapar PMK.
Pada 29 Juni 2022, sapi yang terpapar menjadi 4.474 ekor. Artinya kurun waktu dua pekan ada tambahan 743 ekor yang terpapar PMK. Sapi yang bisa disembuhkan bertambah 113 ekor menjadi 892 ekor. Sedangkan, sapi yang mati menjadi 114 ekor alias “hanya” bertambah 15 ekor. Berdasarkan data tersebut, artinya sapi yang terpapar PMK memiliki potensi sembuh lebih besar.
Namun, ada oknum belantik yang melakukan gerilya mendatangi peternak. Oknum belantik itu melakukan pembelian hewan yang terpapar PMK dengan harga miring. Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani pun murka. “Ada oknum belantik yang membeli 3 ekor sapi seharga Rp 27 juta,”kata Bupati Fandi Akhmad Yani ketika memberikan sambutan dipelantikan pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Gresik periode 2022-2027 di Ruang Mandala Bhakti Praja lantai IV Kantor Bupati Gresik pada Selasa, 29 Juni 2022.
Gus Yani-sapaan-Fandi Akhmad Yani tidak menyebutkan lokasinya. Namun, Bupati Fandi Akhmad Yani berencana meminta kepada kepala desa untuk memasang spanduk larangan belantik masuk Desa. Rencana itu untuk membentengi para peternak tidak tergesa-gesa menjual sapi yang terpapar PMK.
Sebab, saat ini vaksin hewan sudah ada. Pemprov Jatim menggelontorkan 3 ribu dosis vaksin. Meski masih minim. Selain itu, Pemkab Gresik juga telah menyediakan obat-obatan dan vitamin untuk hewan. “Peternak bisa meminta kepada Dinas Pertanian Gresik,”tegas mantan Ketua DPRD Gresik itu.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Gresik Eko Anindito Putra mengatakan, menghimbau kepada peternak yang hewannya terpapar PMK tidak panik. “Segera laporkan (ternak) terpapar. Agar bisa segera ditangani oleh dokter hewan. Petugas akan melakukan deteksi. (Hewan) bisa obati atau tidak. Sehingga jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan sendiri,”harap Eko Anindito Putra.
Dia tidak menampik sinyalemen adanya oknum belantik yang blusukan ke desa-desa. Mereka membeli hewan terjangkit PMK dengan harga miring. “Beli murah, lalu diobati sembuh. Dijual dengan harga mahal,”kata Eko. Karena itulah, Eko kembali mengharapkan peternak tidak panik. Aktif melapor ke petugas. “Yakin lah, ternak yang terpapar PMK bisa disembuhkan,” tegasnya. (yad)