Masjid Agung Dharmasraya, Pusat Kajian Keilmuan dan Pertumbuhan Ekonomi Warga 

DHARMASRAYA,1minute.id –  Masjid Agung Dharmasraya, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) berdiri megah. Masjid yang dibangun sejak 2019 itu berdiri diatas lahan seluas 67.193 meter persegi. Masjid dengan empat kubah berwarna kuning keemasan itu berlokasi di nol jalan Lintas Sumatera. 

Wartawan 1minute.id  tiba di masjid Agung Dharmasraya itu pada Jumat, 29 April 2022. Jumat terakhir di bulan Suci Ramadan 1443 Hijriah. Sepintas pembangunan Masjid Agung yang sekaligus Islam Center di Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Sijunjung itu. 

Merujuk Wikipedia Dharmasraya adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Pada kawasan ini dahulunya pernah menjadi ibu kota dan pusat pemerintahan kerajaan Melayu. Ibu kota Kabupaten Dharmasraya adalah Pulau Punjung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 38 Tahun 2003, dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Sijunjung. Kabupaten Dharmasraya dikenal juga dengan sebutan Ranah Cati Nan Tigo. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Dharmasraya 2021, penduduk kabupaten ini berjumlah 228.591 jiwa (2020) dengan kepadatan 77 jiwa/km2.

Wartawan 1minute.id berkunjung ke Kabupaten Darmasraya karena mudik lebaran ke rumah mertua. Jarak rumah mertua dengan masjid Agung Dharmasraya tidak lebih 5 kilogram. Namun, masjid Agung yang dibangun dengan anggaran multiyears Rp103 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) 2019 dan 2020 belum bisa dimanfaatkan untuk salat Jumat. “Maaf Belum bisa masuk,”bunyi papan pengumuman depan gerbang masuk masjid yang terlihat elok itu.

Melansir dari Padangkita.com Masjid Agung Dharmasraya yang megah ini berdiri di lintas Sumatra, tepatnya di Nagari Gunung Medan, Kecamatan Sitiung. Bangunannya terdiri dari dua lantai dan diperkirakan dapat menampung 8 ribu jamaah. Masjid ini memiliki arsitektur yang unik. Jika dilihat dari atas, bangunannya menyerupai bentuk orang sujud. Terdapat empat kubah yang menghiasi atap bangunan dan empat menara di sekelilingnya. Jumlah itu melambangkan filosofi adat Minangkabau, yaitu “Tau Jo Nan Ampek“.

“Tau Jo Nan Ampek” adalah, kato mandaki, kato mandata, kato manurun, dan kato malereng. Semua itu bermakna, seseorang harus pandai menjaga sikap kepada yang lebih tua, sebaya, yang lebih kecil dan tokoh-tokoh masyarakat.

Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan menyebutkan, keberadaan Masjid Agung sangat penting bagi Dharmasraya. Masjid Agung Dharmasraya diharapkan dapat mendorong pemberdayaan umat, baik di bidang agama maupun ekonomi.

Di sini, akan diadakan kajian ilmu keagamaan dan lembaga pendidikan Alquran. Kesemuanya ini diharapkan akan berimbas pada peningkatan keimanan dan ketakwaan masyarakat. Jauh sejak mula perencanaan, Bupati Dharmasraya Sutan Riska telah meminta tokoh-tokoh agama di Dharmasraya untuk menyiapkan program keagamaan di masjid tersebut. 

LENGANG : Masjid Agung Dharmasraya terlihat lengang pada Jumat, 29 April 2022 ( FOTO: Chusnul Cahyadi/1minute.id)

Upaya itu dilakukan, selain menarik jamaah dari wilayah setempat, juga dapat menjadi perhatian dan daya tarik bagi umat Muslim dari luar Dharmasraya. Program yang dibuat nantinya memperhatikan kecenderungan generasi milenial sehingga mereka lebih antusias mengikuti kegiatan keagamaan.

Dibangunnya Masjid Agung Dharmasraya merupakan langkah strategis yang multi efek. Pembangunan kompleks Islamic Center tersebut diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Dharmasraya.

Setelah Masjid Agung Dharmasraya rampung, area sekitar masjid akan dilengkapi SPBU, mini market, dan rest area. Hal itu mengingat lokasinya yang berada persis di pinggir jalan Lintas Sumatra.

Pemerintah Kabupaten Dharmasraya juga menargetkan akan mengembangkan industri pangan di lokasi masjid dengan memberdayakan usaha kecil dan menengah lokal serta mendorong pengolahan produk pertanian menjadi siap saji dalam bentuk kemasan. Hal itu sejalan dengan harapan Bupati Dharmasraya Sutan Riska yang ingin keberadaan masjid ini bukan sekadar tempat ibadah semata, tetapi juga menumbuhkembangkan ekonomi rakyat. (yad)