GRESIK,1minute.id – KH Muchtar Djamil wafat. Ribuan warga Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik melakukan Salat dan mengantarkan jenazah Mustasyar PCNU Gresik itu menuju ke tempat pemakaman Islam Tlogopojok, Gresik pada Senin malam, 14 Maret 2022.
Sebelumnya dimakamkan, jenazah Kiai Tar-begitu biasa disapa, di salatkan di Masjid Jamik Gresik badal Isya. Ribuan warga ikut melakukan Salat jenazah dengan imam ,KH Umar Thoha. Saking banyaknya warga yang ikut Salat jenazah masjid Jamik tidak bisa menampung semua jamaah. Banyak warga Salat di teras masjid.
Usai Salat, jenazah Kiai Tar yang pensiunan di Kantor Kementerian Agama Gresik itu dimakamkan di pemakaman Islam Tlogopojok di Desa Tlogopojok, Kecamatan Gresik. Jenazah Kiai Tar dinaikkan mobil ambulans Toyota Vellfire milik Fandi Akhmad Yani, Bupati Gresik. Ribuan santri mengiringinya.
Sepanjang jalan yang dilalui mobil ambulans membawa jenazah Kiai yang juga budayawan sejarah Islam di Kabupaten Gresik itu dipenuhi warga. Mereka berdiri berjajar di bahu jala. Warga berdiri memberikan penghormatan terakhir mulai di Jalan Raden Santri, H. Samanhudi hingga Gubernur Suryo, tempat makam Islam Tlogopojok. Salawat dan bacaan ayat suci tidak pernah berhenti dibacakan warga masyarakat. “Melihat warga yang melayat, bersalawat Saya sampai merinding. Kiai Tar adalah orang baik,”ujar Ismail, warga Gresik Kota Baru (GKB).
Jenazah Kiai Tar dimakamkan di pemakaman keluarganya samping makam orang tuanya, Ibrahim Tamim dan ibundanya, Nyai Imas serta kakaknya, KH Wahib Tamim. Ribuan warga yang melayat itu karena Kiai Tar selain tokoh agama. Kiai Tar juga dikenal sebagai budayawan sejarah Islam di Kota Santri ini. Berkat beliau, terselenggara napak tilas Sunan Giri pada Hari Jadi ke-530 Kota Gresik pada 9 Maret 2017. Namun, tradisi nguri-uri budaya Islam yang banyak ditunggu masyarakat dan pencinta seni dan budaya itu hanya seumur jagung.
Pada 2020 wabah coronavirus disease 2019 mengganas. Tradisi napak tilas berhenti. Pada Selasa, 8 Maret 2022,Kiai Tar mengikuti ziarah ke makam Waliyullah yakni Sunan Giri, Sunan Prapen dan Maulana Malik Ibrahim. Kiai Tar terlihat bugar. Ziarah makam Waliyullah yang diikuti oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, Dandim 0817/Gresik Letkol Inf Taufik Ismail, Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik Achmad Washil Miftachul Rachman dan Kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Gresik itu kali terakhir.
Dalam ziarah itu Kiai Tar sempat mencium sajadah dan memegang keris peninggalan Sunan Giri. “Sajadah ini meski tanpa pengharum, tapi tetap sangat wangi,”kata pengurus Yayasan Makam Sunan Giri pada Selasa, 8 Maret 2022.
Saat ziarah itu, Kiai Tar sempat berseloroh untuk minta di foto ketika sedang duduk di kursi plastik warna biru sambil menunggu rombongan dari Pemkab Gresik di dekat makam Sunan Giri. “Aku kok ngak di foto,”kata Kiai Tar kemudian tersenyum. Keseriusannya melestarikan dan menyebarkan sejarah Islam membuat Kiai Tar mendapat gelar Kanjeng Raden Aryo Tumenggung KH Dwijo Muchtar Djamil Adipuro dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Kiai Tar meninggal di usia 86 tahun di Rumah Sakit Semen Gresik. Kiai Tar meninggalkan seorang istri dan anak semata wayang yang berprofesi sebagai dokter. Kiai Tar dan keluarga tinggal di Jalan H.Samanhudi, Kelurahan Bedilan, Kecamatan/Kabupaten Gresik. (*)