GRESIK,1minute.id – Harga minyak goreng merangkak naik. Kenaikan mencapai 40 persen. Produsen minyak goreng PT. Wilmar Nabati Indonesia (WNI) angkat bicara. Unit Businnes Haed PT Wilmar Nabati Indonesia Ridwan Brandes mengatakan, ada sejumlah penyebab melambungnya harga minyak goreng beberapa pekan terakhir. Kenaikan harga itu, karena harga crude palm oil (CPO) naik.
CPO merupakan minyak nabati yang dihasilkan dari tanaman buah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq, Arecaceae). “Harga CPO naik karena produksi menurun. Sedangkan, kebutuhan meningkat,”kata Ridwan beberapa waktu lalu. Selain harga CPO naik, distribusi mengalami gangguan karena cuaca. “Meski, faktor distribusi ini sangat kecil,”katanya.
Ia menegaskan, pihaknya terus menggenjot produksi. Saat ini, kapasitas produksi minyak goreng berkisar 1.500 ton per hari. Produksi langsung dipasarkan ke masyarakat. Tidak ada yang disimpan di gudang. “Stok di gudang tidak ada karena produksi langsung ditarik,”tegasnya. Untuk diketahui, jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) beberapa kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Di antaranya, minyak goreng. Merujuk sistem bahan pokok (Sibapo) Kabupaten Gresik per 20 Desember 2021, harga minyak goreng mengalami kenaikan cukup tinggi. Diatas 40 persen.
Misalnya, Minyak goreng kemasan sebelumnya Rp 13.070 menjadi Rp 18.500 naik Rp 5.430 (41,54%) ; Minyak goreng curah dari Rp 12.852 menjadi Rp 18. 667 naik Rp 5.815 (45,24%). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik mulai melakukan operasi pasar untuk menekan kenaikan harga dengan menggelar pasar murah menggandeng produsen minyak goreng,
PT Wilmar Nabati Indonesia (WNI) pada Rabu, 22 Desember 2021. Minyak goreng kemasan 1 liter dijual seharga Rp 14 ribu. Pasar murah minyak goreng ini digeber di tiga kecamatan yakni Gresik, Kebomas dan Manyar. Pasar murah minyak goreng untuk UMKM dipusatkan di Pudak Galeri di Jalan Pahlawan, Gresik. Setiap UMKM maksimal beli 4 liter. (yad)