GRESIK,1minute.id – Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah mengawali program Ngantor di Desa. Untuk kali pertama, Wabup Aminatun Habibah ngantor sehari di Balai Desa Kumalasa, Kecamatan Sangkapura pada Jumat, 19 November 2021.
Baru beberapa menit ngantor, Bu Min-sapaan-Wabup Aminatun Habibah menerima sejumlah keluhan dari masyarakat setempat. Diantaranya, keluhan kesulitan air bersih, harga Tahu dan Tempe mahal serta hama kera dan babi hutan. Bu Min ngantor sehari di Balai Desa Kumalasa itu didampingi oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Pemkab Gresik Malahatul Fardah.
Bagaimana tanggapan Wabup Aminatun Habibah terkait curahat masyarakat tersebut? Bu Min mengatakan, terkait kesulitan air bersih yang dialami masyarakat menyarankan pemerintah desa setempat untuk membuat sumur bawah tanah. Pembuatan sumur bor itu disarankan menggunakan dana desa (DD) secara multiyears.
Sebab, pembuatan sumur bor itu membutuhkan anggaran cukup besar. Tahun pertama mengalokasikan anggaran DD sebesar Rp 100 juta. “Nanti air tersebut didistribusikan ke warga berbayar. Tapi, jangan mahal-mahal. Pendapatan dari air tersebut bisa menjadi pendapatan desa,”katanya.
Tentang harga Tahu dan Tempe mahal, Bu Min menyarankan masyarakat desa untuk menanam bahan bakunya. Kedelai, misalkan. “Saya yakin masyarakat disini bisa inovatif,”tegasnya. Tentang hama kera dan babi hutan? Wabup berjanji setelah pulang dari Pulau Bawean akan berkomunikasi dengan Dinas Pertanian Gresik. “Kalau saat ini di Gresik daratan pengendalian hama tikus dilakukan dengan fogging dan burung hantu. Tapi, disini hama kera dan babi hutan,”tegasnya.
Sementara itu, suasana di Balai Desa Kumalasa saat itu lebih ramai dari biasanya. Sebab, pemerintah desa setempat menggelar vaksinasi massal dan pos binaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu PTM) serta pos pelayanan terpadu (Posyandu) Lanjut Usia (Lansia). Dua kegiatan itu membuat suasana di balai desa tersebut terasa lebih riuh dari biasanya.
Wabup Aminatun Habibah menyempatkan hadir ditengah masyarakat setempat. Memantau dan berdialog dengan warga yang sedang mengikuti vaksinasi. “Ngak sakit kan mbah,”kata Bu Min kepada kakek Saidi, 70, warga setempat. Saidi menjawab tidak terasa sakit. (yad)