GRESIK,1minute.id – Dua anggota tim pakar Satgas Covid-19 Jakarta mengunjungi Pemkab Gresik. Mereka adalah AKBP Irianto dan Diana. Mereka tertarik cara pemkab Gresik mengerem lonjakan persebaran pagebluk berawal dari Wuhan, Tiongkok itu.
Diana, anggota tim Pakar Satgas Covid-19 Jakarta mengungkapkan tujuan kunjungannya ke Gresik dalam rangka melakukan analisa dan evaluasi (anev) pelaksanaan protokol kesehatan di Kabupaten Gresik.
“Kabupaten Gresik merupakan bagian dari wilayah di tujuh provinsi Jawa dan Bali, bisa mencegah lonjakan dengan lebih mengamankan daerah pemukiman, pasar, terminal, mal dan beberapa tempat keramaian yang lain,”puji Diana.
Selain itu, tambahnya, pencegahan keluar masuk orang menjadi perhatian dianggap baik. Diana hanya mengusulkan pengetatan daerah perbatasan. “Daerah perbatasan juga harus diperketat,”pinta Diana.
Dua tim pakar Covid-19 ini diterima Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dan Ketua DPRD Gresik M Abdul Qodir di ruang Graita Eka Praja (GEP) Kantor Bupati Gresik pada 6 Mei 2021.
Bupati Fandi Akhmad Yani didampingi anggota Satgas Covid-19 Gresik mengatakan Gresik saat ini kembali masuk pada zona oranye. “Kami sempat masuk zona kuning, saat itu kami sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM),”cerita Gus Yani-sapaan-Bupati Fandi Akhmad Yani.
Selama dua pekan PTM telah melaksanakan random test PCR untuk murid dan guru. “Hasilnya semuanya negatif, dan Alhamdulillah tidak terjadi kluster baru,”ujar mantan Ketua DPRD Gresik itu bangga.
Gus Yani menyinggung tentang penanganan dan potensi kerawanan kepulangan pekerja migran Indonesia (PMI) asal Gresik. Bupati mengatakan bahwa pihaknya lebih dulu mempersiapkan segala sesuatunya.
“Kami menyiapkan Stadion Gelora Joko Samudro (G-Jos) untuk tempat karantina para PMI. Setelah dikarantina di Surabaya oleh Pemprov Jawa Timur. Para PMI tersebut juga langsung masuk karantina di GJos selama tiga hari sebelum dipulangkan ke desa asalnya,”ujar bupati termuda Gresik itu.
Perkembangan vaksinasi juga dipaparkan oleh Bupati Fandi Akhmad Yani. Ia mengatakan vaksinasi masih terus dilakukan di Gresik. Vaksin untuk tenaga kesehatan (nakes) terlaksana sebanyak 100 persen, Pelayanan publik 41,88 persen dan lansia 4,95 persen. Bupati menyatakan bahwa pihaknya tetap menunggu kekurangan vaksin yang akan dialokasikan ke Kabupaten Gresik.
“Belajar dari kasus pemulihan ekonomi ditengah pandemik. Kami sudah melakukan antisipasi dengan penguatan satgas covid yang ada di pasar dan tempat keramaian lainnya. Prokes tetap kami utamakan,”kata alumnus Fakultas Ekomomi Unair Surabaya ini. (yad)