Banjir Kali Lamong Menggenangi 4.547 Hektare Sawah, Dinas Pertanian Belum Berdampak Produksi Padi di Gresik

TERENDAM : Area pertanian di Desa Mungungianti, Kecamatan Benjeng, Minggu lalu ( foto : chusnul cahyadi /1minute.id)
GRESIK,1minute.id –  Banjir Kali Lamong membuat ribuan petani kelimpungan. Padi yang mereka tanam terancam puso.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Gresik mencatat lahan pertanian yang terendam banjir tahun itu seluas 4.547 hektare. 

Ribuan hektare lahan pertanian itu tersebar di 42 Desa di lima kecamatan yakni Balongpanggang ; Benjeng ; Cerme ; Menganti dan Kedamean. Potensi kerugian di Gresik Selatan itu mencapai miliaran rupiah. 

Tanaman padi yang tergenangi air bah luapan Kali Lamong itu, varietas Ciherang,  Impari dan IR-46 yang usia tanamnya antara 30 hari – 35 hari. 

Kepala Dinas Pertanian Gresik Eko Anindito Putro mengatakan pihaknya sudah berupaya membantu akan tetapi masih belum maksimal.  “Kami hanya bisa berupaya membantu para petani dengan mengganti benih padi pada mereka,”ujar Eko Anindito Putro kepada wartawan , Kamis 24 Desember 2020.

“Selain bantuan benih kami juga memberikan bantuan menguras air di sawah dengan mesin pompa,”imbuhnya.   Eko menyebut tetap mempersiapkan sejumlah langkah antisipatif, salah satunya selalu mengkordinasikan dengan sejumlah pihak terkait.

Apakah bencana alam dan non alam seperti pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap produksi padi di Kota Santri, ini. Eko mengaku tidak terlalu mempengaruhi hasil panen. “Sejauh ini tidak berdampak terhadap produksi padi,”katanya. 

Eko menyebut tetap mempersiapkan sejumlah langkah antisipatif, salah satunya selalu mengkordinasikan dengan sejumlah pihak terkait.

Sementara banjir hingga pandemi Covid-19 tidak terlalu mempengaruhi hasil panen. “Sejauh ini tidak berdampak terhadap produksi padi,”katanya. 

Adapun lima Kecamatan tersebut adalah, Benjeng terdapat 13 Desa yang memiliki lahan persawahan seluas 1.863 hektare dengan kondisi padi tergenang air banjir sebanyak 611 hektar. Sementara, padi potensi mengalami puso (rusak) seluas 17,6 hektar, dengan kerugian mencapai Rp 2.245.001.300.

Kecamatan Balongpanggang terdapat enam Desa yang memiliki lahan persawahan seluas 713 hektar dengan kondisi padi tergenang air banjir seluas 257 hektar. Sementara padi mengalami puso (rusak) nihil, dengan kerugian mencapai Rp 333.136.250.

Kecamatan Cerme terdapat 17 Desa yang memiliki lahan persawahan seluas 1.442 hektare dengan kondisi padi tergenang air banjir sebanyak 790 hektare. Sementara padi mengalami puso (rusak) seluas 250 hektar, dengan kerugian mencapai Rp 3.000.300.250.

Kecamatan Kedamean terdapat satu Desa yang memiliki lahan persawahan seluas 78 hektar dengan kondisi padi tergenang air banjir seluas 20 hektare. Sementara padi mengalami puso (rusak) nihil dengan kerugian mencapai Rp 72.590.000.

Kecamatan Menganti terdapat lima Desa yang memiliki lahan persawahan seluas 451 hektar dengan kondisi padi tergenang air banjir sebanyak 85 hektar. Sementara padi mengalami puso (rusak) nihil dengan kerugian mencapai Rp 175.512.250 (*)